Pengerjaan Jalan Poros Lukun-Sungai Tohor di Kepulauan Meranti Terus Digesa
pupr / Politik dan Pemerintahan
Senin, 1 Februari 2021 • 5 Menit baca
Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kabupaten Kepulauan Meranti melakukan peninjauan proyek peningkatan jalan Lukun-Sungai Tohor pada Sabtu (30/1/2021).
Peninjauan dilakukan Plt Kadis PUPRPKP Rosdaner, Kabid Bina marga Fajar Triasmoko, Camat Tebingtinggi Timur Tunjiharto, kepala desa dan sejumlah staf lainnya.
Pembangunan jalan poros Desa Lukun – Sungai Tohor di Kecamatan Tebingtinggi Timur sudah masuk dalam tahap pemeliharaan fungsional.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) terus menggesa pengerjaan jalan sepanjang 29,5 kilometer itu bisa selesai sesuai target.
Saat ini ada sekitar 14,5 kilometer jalan yang sedang dilakukan pemeliharaan fungsional.
Dari pantauan tribun saat ikut melakukan peninjauan, jalan tersebut dalam proses pengerjaan menggunakan alat berat.
Di sela-sela peninjauan, Plt Kepala Dinas PUPRPKP Kepulauan Meranti, Rosdaner mengungkapkan pengerjaan jalan poros Desa Lukun – Sungai Tohor sudah selesai.
Namun saat ini pihaknya sedang melakukan proses finishing atau pemeliharaan ruas jalan.
“Jalan ini yang dulunya sulit untuk dilewati, tapi Alhamdulilah pada hari ini kita turun ke lapangan untuk menyaksikan kondisi jalan sudah mulai bisa dilewati.
Masyarakat yang dari Desa Sungai Tohor sudah bisa menempuh ke Selatpanjang (ibukota kabupaten) dengan menggunakan jalan ini,” kata Rosdaner.
Pemeliharaan ini sekaligus untuk upaya penanganan terhadap titik rawan di ruas jalan yang sulit dilalui. Ada beberapa ruas jalan yang sudah mulai tertutup oleh semak belukar dan sering banjir jika terjadi curah hujan di kawasan tersebut.
“Jalan ini yang sebelumnya selalu banjir, makanya disisi kanan dan kiri ruas jalan dilakukan penggalian tali air menggunakan alat berat. Jadi sekarang sudah tidak ada lagi banjir yang menutupi jalan.
Sementara titik yang banyak ditutupi semak belukar dirapikan agar ruas jalan kembali terbuka,” tutur Rosdaner.
Ditambahkan Kabid Bina Marga Dinas PUPRPKP Kepulauan Meranti, Fajar Triasmoko, proses pemeliharaan fungsional jalan Desa Lukun – Sungai Tohor menggunakan sistem swakelola.
Pemeliharaan itu dimulai dari Dusun Semulut, Desa Banglas Barat hingga membentang sepanjang 15 kilometer menuju ke arah Desa Sungai Tohor.
“Nanti akan nyambung ke jalan yang saat ini masih dalam tahap pengerjaan sehingga nantinya tidak akan ada lagi jalan yang berlubang di area kawasan pemeliharaan itu,” ungkap Fajar.
Dirinya juga mengatakan jalan tersebut juga kerap digenangi banjir apalagi saat hujan lebat turun.
Sehingga dengan diperbaikinya jalan serta sistem saluran air akan membuat masyarakat lebih nyaman saat melewati jalan.
“Ada sekitar 3 Km yang kerap digenangi oleh air saat musim hujan. Bila ini selesai masyarakat tidak lagi khawatir bila motornya tergenang,” tuturnya.
Ia tak menampik anggaran yang digelontorkan untuk pemeliharaan dalam sistem swakelola itu sebesar lebih kurang Rp1 miliar.
Pelaksanaan kebijakan pembangunan secara swakelola ini diakuinya lebih efektif, karena mengoptimalkan tenaga kerja dari masyarakat setempat.
“Pemeliharaan tersebut hanya sebesar lebih kurang Rp1 miliar, dan kalau melalui tender bisa menghabiskan hampir Rp3 miliar,” ujar Fajar.
Dirinya optimis bahwa pengerjaan akan bisa selesai pada pertengahan Februari 2021 mendatang.
Dia tak khawatir meskipun dalam proses pengerjaan akan muncul sejumlah kendala yang terjadi di lapangan.
“Iya mudahan Februari mendatang sudah selesai. Kalau membuka base jalan yang ditutupi semak hanya sebentar.
Tapi mengerjakan penggalian tali air untuk meminimalisir banjir di jalan tersebut butuh waktu yang sedikit lama,” pungkas Fajar.
Menanggapi itu, Camat Tebingtinggi Timur, Tunjiarto berharap dengan optimalisasi jalan poros Desa Lukun – Sungai Tohor nantinya bisa membuka peluang pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
Karena sejak dulu akses jalan ini diimpikan masyarakat desa karena sudah beberapa kali pengerjaan yang dilakukan tidak selesai.
“Ini (jalan yang layak) kita harapkan. Semoga dengan penanganan pihak dinas, jalan ini kembali bisa diakses kembali oleh masyarakat desa.
Soalnya jalan poros ini menghubungkan akses ke ibukota kabupaten yang menjadi salah satu jantung ekonomi masyarakat di Kecamatan Tebingtinggi Timur,” pinta Tunjiarto.
Sebagaimana diketahui, Kepala Seksi Perencanaan Teknis, Rahmat Kurnia menjelaskan, pada tahun 2020 pembangunan poros jalan ini kembali dilanjutkan setelah beberapa kali dianggarkan namun tidak selesai.
Dibangun lagi dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp24.185.902.854,3 dengan konstruksi panjang jalan sepanjang 7 kilometer.
“Pengerjaan dimulai pada bulan Maret dan Desember 2020 habis kontrak.
Pembangunannya terbagi dalam dua konstruksi yaitu base B dengan panjang 6.977 meter, lebar 6 meter, dan tebal 35 centimeter.
Kemudia Beton Rigid (K-250) dengan panjang 800 meter lebar 5 meter dan tebal 17 centimeter.
Dikerjakan oleh rekanan kontraktor PT Merbau Indah Abadi selama 240 hari kalender,” terangnya.
Secara keseluruhan, total panjang ruas jalan Lukun – Sungai Tohor yakni 29,5 kilometer.
Dimana pada tahun 2014 silam, bodi jalan tersebut dirintis oleh masyarakat setempat yang dikerjakan secara bergotong- royong.
Sebelumnya tahun 2011 Pemkab Kepulauan Meranti sudah memulai pembangunan jalan ini, hanya saja ada permasalahan hukum yang melibatkan rekanan kontraktor dan pihak lainnya.
Setelah gagal, Pemkab Kepulauan Meranti tak jera.
Tahun 2014, untuk peningkatan Jalan Poros Lukun – Sungai Tohor ini kembali dianggarkan.
Meski sudah dua kali dianggarkan, harapan memiliki jalan poros yang bisa dilewati belum terwujud. Dua kali pula pekerjaan pembangunan jalan ini tidak tuntas.
Pengerasan agregat kelas B (base B) hanya terealisasi sepanjang 4,5 Kilometer.
Padahal jarak dari Desa Lukun menuju Sungai Tohor Barat sepanjang hampir 29 Kilometer.
Upaya membuka akses tak berhenti sampai disitu.
Tahun 2015 Pemkab Kepulauan Meranti kembali membangun jalan poros di Tebingtinggi Timur.
Kala itu, pekerjaan tak lagi dimulai dari Desa Lukun, melainkan dari Desa Sungai Tohor.
Sampai jadwal pengerjaan selesai, peningkatan jalan poros agregat kelas B hanya terealisasi sepanjang 1,5 km saja.
Kemudian tahun 2016, pemerintah daerah terus mengupayakan agar akses darat menuju ibukota bisa hadir di tengah masyarakat.
Sampai batas pekerjaan selesai, jalan base B di Desa Sungai Tohor terbangun sepanjang 6,7 km, sedangkan jalan dari arah Desa Lukun hanya 3,45 kilometer.
Padahal, base B jalan poros dari arah Desa Lukun harusnya dibangun sepanjang 5 kilometer dengan lebar 7,6 meter.
Sumber : https://pekanbaru.tribunnews.com/amp/2021/02/01/video-pengerjaan-jalan-poros-lukun-sungai-tohor-di-kepulauan-meranti-terus-digesa?page=all
Tags: