Dikerjakan dengan Metode Swakelola, Jembatan Penyagun Hemat Rp 3 Miliar

pupr / Politik dan Pemerintahan

Senin, 10 Januari 2022 • 4 Menit baca

Sebagai daerah pemekaran baru, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti terus saja melakukan pembangunan infrastruktur, baik jalan maupun jembatan.

Dengan kondisi anggaran yang minim, pengerjaan proyek yang dioptimalkan dengan sistem swakelola di Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan Kawasan dan Pemukiman (DPU PRPKP) terbukti berhasil tentunya dengan kualitas yang sangat bagus dan kokoh.

Seperti pekerjaan jembatan Sungai Penyagun di Kecamatan Rangsang.
Dengan waktu pengerjaan selama 8 bulan, jembatan sepanjang 71 meter dan lebar 3 meter ini yang dibangun secara swakelola ini selesai dikerjakan.

Pembangunan jembatan penghubung antara Desa Penyagun dan Tebun ini hanya menghabiskan anggaran Rp. 562.419.000. Sementara jika harus dilelang, maka nilai pembangunan jembatan tersebut bisa mencapai Rp 3,5 miliar.

Kepala Bidang Bina Marga, DPUPRPKP Kepulauan Meranti, Rahmat Kurnia, ST
mengatakan sebuah jembatan yang pengerjaannya dilakukan dengan konsep pelelangan dibuat dengan tiang pancang beton. Berbeda halnya dengan pengerjaan yang dilakukan dengan konsep Swakelola, lebih ke aspek fungsional.

“Jembatan Penyagun itu jika dilakukan dengan konsep pelelangan sesuai dengan standar Bina Marga mempunyai lebar 7 meter yang dibuat untuk dua lajur dan menggunakan tiang pancang beton anggarannya itu bisa mencapai Rp 3,5 miliar. Berbeda jika dikerjakan dengan sistem swakelola yang hanya mementingkan aspek fungsional dan tiang yang dicor dan biayanya itu hanya menghabiskan Rp Rp 562 juta lebih. Untuk ketahanannya boleh diuji, itu diperkirakan sampai 20 tahun mendatang asal saja tidak overload muatan diatasnya,” kata Rahmat Kurnia, Senin (10/1/2022).

Lebih jauh dikatakan, pelaksanaan kebijakan pembangunan secara swakelola ini diklaim lebih efektif, terlebih dengan mengoptimalkan tenaga kerja dari masyarakat sekitar lingkungan.

“Pekerjaan ini dilakukan secara swakelola bukan tanpa alasan. Kita mau menjaga kualitas dan sistem ini terbilang efektif dan efisien, karena disitu tidak ada keuntungan, kalau pun ada hanya pada harga bahan dan yang kerja pun warga sekitar,” ujarnya.

Ditambahkan, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti juga terus melakukan percepatan pembangunan di bidang infrastuktur untuk mengejar ketertinggalan dengan kabupaten lain yang telah lebih dahulu berdiri.

“Kalau bicara jalan dan jembatan rusak itu tidak bisa ditunda-tunda, karena itulah peran pemerintah, dan untuk yang sifatnya pemeliharaan rutin memang harus dilakukan secara swakelola,” ujarnya lagi.

Dengan keterbatasan anggaran yang ada, inovasi pembangunan secara swakelola merupakan sebuah solusi yang akan terus dilakukan agar pembangunan dapat mencapai hasil yang maksimal dengan anggaran yang lebih efisien demi sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

“Kita mengambil langkah untuk mengupayakan pembangunan secara swakelola guna menghemat anggaran yang ada dengan capaian hasil yang lebih maksimal dan pekerjaan dengan sistem swakelola ini akan terus kita lanjutkan,” ujar pria yang akrab disapa Aang ini.

Diceritakan Aang, awalnya jembatan Penyagun ini merupakan peninggalan zaman Bengkalis yang dibangun pada tahun 2006 silam.

Jembatan tersebut awalnya sudah tidak layak untuk dilalui, mengingat kondisinya yang sudah rapuh, selain itu terdapat beberapa tiang yang patah.

Awal pembangunan tersebut saat Bupati H Muhammad Adil meninjau langsung kondisi jembatan penghubung tersebut pada April 2021 lalu, kondisinya sangat memperihatinkan.

Setelah melihat kondisi jembatan tersebut, Bupati langsung meminta Kepala BPKAD bersama Dinas PUPRPKP untuk menganggarkan dana perbaikan. Karena jembatan ini sangat dibutuhkan masyarakat. Tidak ada jalan lain, jika tidak ada jembatan itu masyarakat yang ingin bepergian ke ibukota Kecamatan Rangsang di Tanjung Samak harus melalui jalur laut.

Kepada camat dan tokoh masyarakat, Bupati berharap sebelum lebaran jembatan penghubung ke ibukota kecamatan tersebut sudah selesai diperbaiki dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Waktu itu, Kepala Bidang Bina Marga, Fajar Triasmoko MT berjanji akan mengupayakan pembangunan jembatan tersebut dengan cara swakelola padat karya. Dimana koordinator pembangunan dilakukan oleh camat dengan melibatkan peran serta warga. Dengan begitu, pembangunan dapat dilakukan dengan cepat dan lebih hemat biaya.

Kini jembatan penghubung yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat untuk mengangkut hasil panen sudah diresmikan pemakaiannya oleh Bupati Kepulauan Meranti H Muhammad Adil beberapa waktu lalu, dan masyarakat pun sudah bisa berlalu lalang diatasnya.


Sumber : https://www.halloriau.com/read-meranti-1416659-2022-01-10-dikerjakan-dengan-metode-swakelola-jembatan-penyagun-hemat-rp-3-miliar.html


Tags: